Rabu, 21 April 2010

PEMBEKALAN PEMBINA BIA


Pada tgl. 17 s.d. 18 April 2010, Paroki Laurentius telah mengadakan pembekalan untuk para pembina BIA. Sebagai Wakil Ketua Seksi Pewartaan, sebenarnya saya sangat malu karena tidak bisa mengikuti kegiatan ini. Padahal pemberi materinya adalah Bu Sinta Surio, salah seorang yang saya kagumi karena kepiawaiannya. Apa boleh buat. Sejak awal direncanakannya kegiatan ini, saya kurang mengikutinya, sehingga pada waktu acaranya berlangsung, saya hanya bisa bengong saja, tak tahu harus berbuat apa.
Untungnya Pak Iwan, Ketua Seksi Pewartaan, sangat mengerti dan memaklumi ke-tidak-ikutan diri saya. Memang repot, pada hari Minggunya, saya harus mengirim komuni kepada 4 orang warga yang sedang sakit. Siangnya, saya harus mengantarkan anak ke Jakarta yang pindah kost. Mikirin kedua hal itu rasanya kok ribet banget.

Untuk menghibur diri, saya mengatakan kepada diri sendiri, bahwa saya toh sudah mengikuti pembekalan para pembimbing katekumen. Bukan hanya 2 hari, tetapi setiap hari Kamis, sejak bulan November 2009 yang lalu hingga sekarang dan sampai tidak tahu kapan. Kebetulan lagi saya sedang mempersiapkan doa-doa untuk rekoleksi kelompok ini (Kelompok St. Fransiskus) pada hari Kamis, 22 April 2010.

Selain itu, saya juga sudah ditugasi untuk mengajar katekumen untuk 2 kelas, yakni kelas Kamis dan kelas Jumat. Kelas Jumat yang berjumlah 10 orang, sudah dipermandikan pada malam Paskah 3 April 2010. Sekarang tinggal kelas Kamis, sebanyak 17 orang, yang rencananya akan dipermandikan pada ulang tahun Paroki Laurentius, bulan Agustus 2010.

Tapi itu hanya sekedar penghiburan untuk diri saya sendiri. Pada kenyataannya saya toh tidak ikut kegiatan pembekalan para pembimbing BIA ini. Saya menjadi sedih kembali, lebih-lebih jika ingat ajakan Pak Joesanto, Ketua Bidang I, pada Jumat sore, 16 April 2010, saat saya bertemu beliau ketika saya datang ke gereja sebagai panitia KEP 6. Pak Joesanto menekankan bahwa saya harus ikut, dan akan ditunggu di gereja, pada keesokan harinya, Sabtu, jam 07.00

Maafkan saya Pak Iwan. Saya tak bisa bicara apa-apa lagi.

Terima kasih atas pengertiannya.

2 komentar:

  1. pak tulisannya bagus,,,
    ehm...kalimat 1 paragraf 4 saya kurang setuju dengan kata dibebani..
    hehehe..
    kita melayani dengan tulus kan pak, jadi hendaknya tidak ditulis "dibebani" pak.kesannya jadi gak tulus...padahal aku tau bapak tuh tulus dalam melayani...
    hehehe...maaf kalau sok tau...

    BalasHapus
  2. Ira yang baik,
    trims atas masukannya.
    itulah maka saya selalu akan minta komentar.

    makasih 1000,
    salam

    BalasHapus