Jumat, 30 April 2010

REKOLEKSI ST. FRANSISKUS

Tidak seperti biasanya, hari Kamis itu, 22 April 2010, pada jam 18.00 di Ruang Bosco sudah berkumpul banyak orang yang tergabung dalam Kelompok St. Fransiskus. (biasanya pada pk. 18.00 yang hadir baru Pak Gai, pembina, guru dan pembimbing kelompok ini, serta Ketua Sub-seksi Katekumen Bu Yenny dan suaminya Pak Taufik) .

Pada waktu itulah diadakan rekoleksi para calon pendamping katekumen St. Fransiskus. Dimulai pada pk. 18.15, rekoleksi dipimpin oleh Pastor Ferry SW, Pr. Sampai pk. 21.15 pun sebanyak 17 orang peserta tidak beranjak dari tempat duduk mereka karena asik menerima pembekalan dari Pst. Ferry.

“Pakar dari semua pakar dalam membimbing katekumen ada di sini, tetapi malah mengundang saya ....” kata Pst. Ferry mengawali sesi 1. Pakar yang dimaksud jelas Pst. Bogaartz, OSC. Namun begitu pengalaman Pst. Ferry dalam menangani katekumen di beberapa paroki sangat berguna bagi bekal para peserta nantinya.

Kelompok St. Fransiskus adalah orang-orang yang menyediakan diri untuk mendampingi para katekumen di masa mendatang. Perlu diketahui bahwa sampai saat ini penanganan katekumen masih dengan cara lama, dimana para katekumen sepenuhnya diberi pelajaran di kelas. Setelah 1 tahun belajar, dipermandikan. Beres!

Sedangkan cara baru yang akan diterapkan adalah dengan sistem pendampingan. Katekumen didampingi selama 1 tahun, kurang lebih 27 pertemuan, untuk:

  1. belajar tentang agama katolik
  2. belajar menjadi anggota Gereja
  3. belajar menjadi warga lingkungan
  4. belajar berdoa
  5. belajar mengenali kitab suci-Nya
  6. belajar menghidupi sakramen-sakramen-Nya
  7. belajar menghidupi imannya
  8. belajar menjadi orang katolik!


Semoga melalui rekoleksi ini, para calon pendamping dapat semakin tekun dalam mempersiapkan diri dengan penuh dedikasi dan komitmen.

Kamis, 22 April 2010

PENCUCIAN TANGAN

Sekali lagi, urutan pencucian tangan Prodiakon di Gereja St. Laurentius, adalah sbb:

1. Prodiakon yang duduk pada baris paling depan kanan, disusul oleh prodiakon kedua, ketiga, keempat

2. Prodiakon yang sudah dicuci kembali ke tempat duduk melalui bangku ketiga (bila tidak ada bangku ketiga, melalui bangku kedua)

3. Prodiakon yang duduk pada baris paling belakang kiri, langsung mengantri menyambung prodiakon terakhir pada bangku 1.

4. Prodiakan yang duduk paling kiri pada bangku kedua menyusul di belakang prodiakan bangku ketiga.

Rabu, 21 April 2010

PEMBEKALAN PEMBINA BIA


Pada tgl. 17 s.d. 18 April 2010, Paroki Laurentius telah mengadakan pembekalan untuk para pembina BIA. Sebagai Wakil Ketua Seksi Pewartaan, sebenarnya saya sangat malu karena tidak bisa mengikuti kegiatan ini. Padahal pemberi materinya adalah Bu Sinta Surio, salah seorang yang saya kagumi karena kepiawaiannya. Apa boleh buat. Sejak awal direncanakannya kegiatan ini, saya kurang mengikutinya, sehingga pada waktu acaranya berlangsung, saya hanya bisa bengong saja, tak tahu harus berbuat apa.
Untungnya Pak Iwan, Ketua Seksi Pewartaan, sangat mengerti dan memaklumi ke-tidak-ikutan diri saya. Memang repot, pada hari Minggunya, saya harus mengirim komuni kepada 4 orang warga yang sedang sakit. Siangnya, saya harus mengantarkan anak ke Jakarta yang pindah kost. Mikirin kedua hal itu rasanya kok ribet banget.

Untuk menghibur diri, saya mengatakan kepada diri sendiri, bahwa saya toh sudah mengikuti pembekalan para pembimbing katekumen. Bukan hanya 2 hari, tetapi setiap hari Kamis, sejak bulan November 2009 yang lalu hingga sekarang dan sampai tidak tahu kapan. Kebetulan lagi saya sedang mempersiapkan doa-doa untuk rekoleksi kelompok ini (Kelompok St. Fransiskus) pada hari Kamis, 22 April 2010.

Selain itu, saya juga sudah ditugasi untuk mengajar katekumen untuk 2 kelas, yakni kelas Kamis dan kelas Jumat. Kelas Jumat yang berjumlah 10 orang, sudah dipermandikan pada malam Paskah 3 April 2010. Sekarang tinggal kelas Kamis, sebanyak 17 orang, yang rencananya akan dipermandikan pada ulang tahun Paroki Laurentius, bulan Agustus 2010.

Tapi itu hanya sekedar penghiburan untuk diri saya sendiri. Pada kenyataannya saya toh tidak ikut kegiatan pembekalan para pembimbing BIA ini. Saya menjadi sedih kembali, lebih-lebih jika ingat ajakan Pak Joesanto, Ketua Bidang I, pada Jumat sore, 16 April 2010, saat saya bertemu beliau ketika saya datang ke gereja sebagai panitia KEP 6. Pak Joesanto menekankan bahwa saya harus ikut, dan akan ditunggu di gereja, pada keesokan harinya, Sabtu, jam 07.00

Maafkan saya Pak Iwan. Saya tak bisa bicara apa-apa lagi.

Terima kasih atas pengertiannya.

Selasa, 20 April 2010

PELATIHAN KETERAMPILAN SIE-LITURGI DAN SIE-PEWARTAAN LINGKUNGAN

Antusiasme peserta sangat bagus sejak awal hingga akhir. Dari 4 (empat) kali pertemuan, yaitu pada tgl. 13, 20, 27 Januari dan 3 Februari 2010 setiap hari Rabu, pk. 18.00 – 20.30 ini, peserta selalu hadir dengan setia. Rata-rata kediharan peserta adalah 50 orang pada setiap pertemuan.


Berawal dari ketidak-tahuan mengenai apa tugas seksi liturgi dan pewartaan di lingkungan, maka Seski Liturgi bekerjasama dengan Seksi Pewartaan Paroki, mencoba meng-create acara pelatihan keterampilan ini. Demikian kata Pst. Bogaartz, OSC pada kesempatan membuka acara ini secara resmi.


Pelatihan Keterampilan ini diadakan atas kerjasama dengan Komisi Kateketik Keuskupan Bandung. Selama 4 kali pertemuan tersebut telah dibahas:

  1. Cara-cara berkatekese
  2. Bagaimana menjadi fasilitator lingkungan yang baik
  3. Bagaimana memimpin ibadat yang baik
  4. Menengok Bahan Pendalaman Iman Lingkungan APP 2010.


Pada pertemuan ke 3, pembicara berhalangan hadir (mengalami hambatan kemacetan lalu lintas di daerah Kiaracondong karena ada banjir sesudah hujan lebat), sehingga Psr. Bogaartz, OSC “terpakasa” menggantikannya. Pst. Bogaartz, OSC menyatakan hanya akan mengisi kekosongan pembicara ini selama 30 menit, namun seluruh peserta merasa sangat puas dengan bahan yang disampaikan olehi Pst. Bogaartz, OSC yang ternyata (tanpa disadarinya) telah menghabiskan waktu satu jam lebih. Terima kasih Pastor…


Dari angket evaluasi singkat, dapat disimpulkan semua peserta menilai “baik”, “sangat perlu”, “merasa bermanfaat”, dan saran untuk diadakan kembali pelatihan serupa pada kesempatan yang akan datang.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya acara ini, khususnya kepada WK yang telah selalu menjamin penuhnya perut peserta.


Salam,

Sie Pewartaan & Sie Liturgi Paroki St. Laurentius

Senin, 19 April 2010

sebagai PRODIAKON


Dalam kurun waktu 1999-2007 saya hanya terlibat koor di Lingkungan. Itu juga tidak rutin karena kelompok koor ini terdiri dari mahasiswa, maka biasanya di waktu-waktu libur mereka, baru kami warga lingkungan dibutuhkan.


Baru pada akhir 2007, saya dipanggil Pst. Bogaartz, OSC, untuk diminta membantu sebagai prodiakon. Dengan komitment yang tinggi saya jalani tugas sebagai prodiakon, sampai sekarang. Karena saya tidak tahan udara panas, maka saya minta ditugaskan pada misa kedua, pukul 07.30. Ternyata pada misa pukul 07.30 setiap minggu sudah penuh, dan tidak ada prodiakon yang bermaksud untuk pindah jadwal. Maka tiap bulannya saya hanya bertugas 2 (dua) kali, yaitu Sabtu pertama pk. 17.00, Minggu ke tiga pk. 07.30, dan Minggu ke lima pk. 07.30.


Walaupun saya hanya bertugas 2 kali dalam sebulan, namun hampir setiap minggu saya bertugas, karena secara kebetulan selalu ada prodiakon yang berhalangan hadir.

Dalam tugas mengantar komuni kepada warga yang sakit dan jompo, saya mendapat jadwal setiap minggu pertama, minggu ke tiga dan minggu ke lima.


Kemarahan Pst. Bogaartz, OSC . terhadap prodiakon yang tidak memberi tahukan ketidak-hadirannya sangat bisa dimengerti, karena bila prodiakon kurang, maka misa menjadi lebih lama. Akibatnya jarak ke misa berikutnya menjadi lebih pendek.


Sekarang ada masalah teknis pencucian tangan. Berdasarkan simulasi yang saya lakukan, urutan paling ideal adalah:

1. Orang pertama dibaris paling depan kanan, disusul oleh orang kedua, ketiga, keempat

2. Orang pertama langsung mundur, ke bangku ke 3 (bila tidak ada, ke bangku ke 2)

3. Orang yang duduk paling kiri di bangku ke tiga (bila tidak ada, langsung orang bangku ke 2) menyusul berbaris melalui bangku terdepan.

4. Orang yang duduk paling kiri pada bangku kedua menyusul di belakang prodiakon terakhir bangku ketiga.


Semoga Tuhan selalu menyemangati kami semua. Amin.